Luhut Sebut Danantara Minat Investasi di Proyek Hilirisasi Rumput

Hilirisasi Rumput, Pemerintah kini tengah menjadikan rumput laut sebagai bagian dari proyek hilirisasi. Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara pun tertarik untuk investasi pada proyek pengembangan hilirisasi rumput laut. “Sekarang sudah datang dari pemerintah sendiri, Danantara sendiri melihat ini,” kata Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Panjaitan saat ditemui di kawasan Jakarta Convention Center, Kamis (12/6/2025).

Hilirisasi Rumput

Indonesia memiliki potensi besar dalam sektor kelautan, salah satunya melalui hilirisasi rumput laut. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, menekankan bahwa hilirisasi rumput laut dapat menjadi proyek utama Indonesia dalam 5–10 tahun ke depan, bahkan berpotensi lebih besar dari sektor pertambangan nikel.

Potensi Ekonomi Hilirisasi Rumput Laut

Hilirisasi rumput laut menawarkan berbagai manfaat ekonomi. Produk turunan dari rumput laut, seperti biostimulan/pupuk organik, bioplastik, dan bahan pangan bernilai gizi tinggi, memiliki potensi pasar yang sangat besar. Misalnya, pasar biostimulan diperkirakan mencapai lebih dari 10 miliar dolar AS pada 2030, sementara bioplastik diperkirakan mencapai lebih dari 40 miliar dolar AS.

Selain itu, hilirisasi rumput laut dapat mengurangi ketergantungan pada sektor pertambangan dan meningkatkan nilai tambah produk kelautan Indonesia. Dengan potensi ekspor yang besar, sektor ini dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian nasional.

Peran Danantara dalam Investasi Hilirisasi Rumput Laut

Danantara, sebagai lembaga pengelola investasi negara, menunjukkan minat untuk berinvestasi dalam proyek hilirisasi rumput laut. Melalui kemitraan strategis dengan sektor swasta dan mitra internasional, Danantara dapat memainkan peran kunci dalam pendanaan dan pengembangan infrastruktur yang diperlukan untuk mendukung industri hilirisasi tanaman laut.

Kolaborasi Internasional dalam Hilirisasi Rumput Laut

Pemerintah Indonesia telah menjalin kerja sama dengan berbagai negara untuk mengembangkan industri hilirisasi tanaman laut. Negara-negara seperti Singapura, India, dan China telah menunjukkan minat untuk berinvestasi dan bekerja sama dalam pengembangan sektor ini. Misalnya, Singapura telah diajak untuk berinvestasi dalam hilirisasi tanaman laut di Nusa Tenggara Barat, Sulawesi, dan Maluku.

Selain itu, China juga telah diajak untuk bekerja sama dalam meningkatkan produksi rumput laut di Indonesia. Kolaborasi ini diharapkan dapat memperkuat posisi Indonesia sebagai produsen rumput laut terbesar kedua di dunia.

Proyek Percontohan dan Rencana Pengembangan

Sebagai langkah awal, pemerintah Indonesia telah memulai proyek percontohan hilirisasi tanaman laut di Teluk Ekas, Lombok Timur, dengan luas lahan 100 hektare. Proyek ini melibatkan teknologi dan mekanisasi modern, termasuk penggunaan pesawat tanpa awak (drone) untuk budidaya rumput laut. Selain itu, pabrik pengolahan rumput laut juga direncanakan untuk dibangun di wilayah tersebut.

Ke depan, pemerintah menargetkan untuk meningkatkan luas lahan budidaya rumput laut hingga 1,2 juta hektare dalam lima tahun ke depan. Hal ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan industri hilirisasi dan meningkatkan kapasitas produksi nasional.

Tantangan dan Peluang

Meskipun memiliki potensi besar, pengembangan hilirisasi tanaman laut di Indonesia menghadapi beberapa tantangan. Di antaranya adalah kebutuhan akan teknologi dan infrastruktur yang memadai, serta peningkatan kapasitas sumber daya manusia di sektor kelautan. Namun, dengan dukungan dari pemerintah, sektor swasta, dan mitra internasional, tantangan ini dapat diatasi.

Hilirisasi tanaman laut juga membuka peluang baru dalam menciptakan lapangan kerja, meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir, dan mendukung keberlanjutan lingkungan. Dengan pendekatan yang tepat, sektor ini dapat menjadi pilar penting dalam pembangunan ekonomi biru Indonesia.

Kesimpulan

Hilirisasi tanaman laut merupakan langkah strategis bagi Indonesia untuk mengoptimalkan potensi kelautannya. Dengan dukungan dari Danantara dan kolaborasi internasional, sektor ini memiliki prospek yang cerah untuk mendukung perekonomian nasional. Melalui pengembangan industri hilirisasi rumput laut, Indonesia dapat memperkuat posisinya sebagai pemain utama dalam ekonomi biru global.

https://eleanor-lyons.com/

Tags:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*