Swasembada Gula Konsumsi, Wakil Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming Raka menegaskan target pemerintah untuk mewujudkan swasembada gula konsumsi pada tahun 2026 dan gula industri pada tahun 2028 mendatang. Ia menilai kemandirian dalam pemenuhan kebutuhan pangan menjadi hal krusial yang harus segera dicapai Indonesia. Pernyataan itu ia sampaikan saat menghadiri acara Rembug Tani Bersama Wakil Presiden RI yang digelar di Lahan Ketahanan Pangan Lanud Adisucipto, Sleman, Yogyakarta, Senin (8/7/2025), didampingi Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman.
Wapres Gibran: Tahun Depan, Indonesia Harus Swasembada Gula Konsumsi – Sementara itu, Mentan Amran mengungkapkan kesiapan Kementerian Pertanian dalam mendukung petani dengan skema jaminan harga, pembiayaan tanpa agunan, serta program bongkar ratun nasional. Pemerintah, melalui BUMN, telah menyiapkan anggaran sebesar Rp1,5 triliun untuk menyerap hasil panen tebu dengan harga minimal Rp14.500 per kilogram (kg).
Wapres Gibran: Tahun Depan, Indonesia Harus Swasembada Gula Konsumsi
Wakil Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming Raka menegaskan kembali komitmen Pemerintah Indonesia untuk mencapai swasembada gula konsumsi pada awal 2027. Hal ini disampaikan saat acara panen raya dan tanam tebu perdana di Kebun Tebu Jolondoro, Banyuwangi, Jawa Timur, pada 23 Juni 2025 . Gibran mengungkapkan bahwa negara harus bergerak cepat, belajar dari capaian swasembada beras di masa lalu, melalui peningkatan pupuk, bibit, dan mekanisasi.
Latar Belakang Krisis Gula Nasional
Konsumsi & Produksi Minyak Tebobo
-
Konsumsi gula nasional per tahun mencapai sekitar 7,3‑7,8 juta ton, terdiri dari 3,2 juta ton konsumsi rumahan dan 4,1 juta ton untuk industri .
-
Produksi gula dalam negeri hanya berada di kisaran 2,3–2,4 juta ton per tahun , menyebabkan defisit 4–5 juta ton.
-
Data BPS mencatat impor gula tahun 2023 mencapai 4,6 juta ton, terdiri dari 3,6 juta ton raw sugar, 991 ribu ton kristal putih, dan 50 ribu ton untuk kebutuhan khusus .
Penyebab Ketergantungan Impor
-
Produktivitas rendah: rendemen (hasil gula dari tebu) hanya sekitar 7–7,3%, jauh di bawah Thailand (~11,8%) dan Brasil (~10%) .
-
Mesin pabrik usang, banyak pabrik gula di Indonesia sudah berusia puluhan tahun dan teknologi tidak modern .
-
Produktivitas tebu per hektar menurun: dari 75 ton/ha pada 2013 menjadi sekitar 61,5 ton/ha pada 2023 .
-
Dukungan kelembagaan lemah, akses teknologi, pupuk, mekanisasi dan pembiayaan petani masih terbatas .
Arah Kebijakan Pemerintah
Perpres No. 40/2023
Pemerintah mengeluarkan Peraturan Presiden No. 40/2023 tentang percepatan swasembada gula dan bioetanol. Targetnya:
-
Gula konsumsi: swasembada pada 2028
-
Gula industri & bioetanol: tercapai pada 2030 .
Strategi Utama
-
Intensifikasi: peningkatan produktivitas melalui benih unggul, irigasi, pengelolaan lahan, bubut/giling tebu, serta revitalisasi lahan .
-
Ekstensifikasi: penambahan lahan baru sebanyak 200 ribu–700 ribu ha .
-
Modernisasi pabrik: revitalisasi peralatan di Pabrik Gula (PG), pembaruan mesin, dan efisiensi rendemen target 11–11,2% .
-
Pendanaan & kemitraan:
-
Pemberian insentif kredit (mis. KUR turun dari 6% ke 3% oleh instruksi Wapres) .
-
Pembentukan badan pemodal seperti BPDP gula (serupa model kelapa sawit) .
-
-
Riset dan inovasi: dukungan varietas unggul, teknologi on-farm dan off-farm, paket alsin Titan untuk petani rakyat .
Pernyataan Wapres Gibran
- Gibran menegaskan bahwa target swasembada gula harus selesai paling lambat dalam 2 tahun, merujuk pada 2027 .
- Pola kebijakan serupa dengan saat berhasil swasembada beras, termasuk pendampingan dan evaluasi kolaboratif dengan pemerintah daerah dan kementerian.
- Rencana penurunan KUR menjadi 3% untuk petani tebu diseriusi untuk memperkuat sektor hulu .
Tantangan di Lapangan
Kualitas Bibit & Mekanisasi
-
Gibran mengakui kualitas bibit tebu belum optimal; dukungan mekanisasi lewat Titan dan paket alsin diharapkan mampu mempercepat masa panen .
Infrastruktur & Transport
-
Ada disparitas besar logistik dan infrastruktur, termasuk irigasi dan akses angkutan — faktor penting dalam menekan biaya dan meningkatkan efisiensi Panen‑Pengangkutan-Giling .
Revitalisasi Pabrik
-
Banyak PG mengandalkan mesin tua yang menghasilkan rendemen rendah (<8%) . Revitalisasi membutuhkan injeksi modal dan investasi nyata.
4.4 Koordinasi Antar Pihak
-
Keberhasilan butuh kolaborasi lintas kementerian, BUMN, petani, asosiasi, akademisi, dan daerah — agar kebijakan Perpres terlaksana secara efektif .
Langkah Praktis Menuju Swasembada
5.1 Hulu: Petani & Lahan
-
Benih unggul + irigasi + alsin melalui Titan.
-
Bongkar–rawat ratoon tahunan; fokus pada Pulau Jawa (menyumbang 73% produksi), dalam 2–3 tahun mampu tingkatkan produksi tebu rakyat 662.000 ton dari lahan 298.000 ha .
Hilir: Pabrik & Teknologi
-
Revitalisasi pabrik berusia puluhan hingga mencapai rendemen 10–11%, setara Thailand dan Brasil .
-
Instalasi mesin modern & efisiensi tenaga, mengadopsi praktik Brazil (mesin modern) dan India (varietas unggul) .
Kebijakan Pendukung
- Pembiayaan terjangkau: KUR 3%, kredit jangka panjang, insentif bagi PG dan petani.
- Intervensi kelembagaan: pembentukan BPDP gula, kolaborasi PG–petani plasmanya .
- Kontrol impor bertahap: impor dipertahankan hanya untuk kebutuhan industri sampai produksi domestik mapan .
Pengembangan Hilir Produk
-
Produk turunan tebu seperti bioetanol, biogas, pupuk organik memberi nilai tambah dan mendukung ketahanan energi/gula dual (food & energy) .
Contoh Kasus dan Data
-
Sinergi pembiayaan: Program alsin Titan dari Kementan menurunkan biaya produksi petani signifikan; produktivitas meningkat ~10–20% .
-
Lahan Jawa: produksi tebu 21,3 juta ton dari 40 PG vs kapasitas optimal 22,4 juta ton — potensi besar dari optimasi lahan & giling .
-
Revitalisasi pabrik: PTPN sudah alokasikan PMN Rp 3,5 triliun untuk mesin dan hilirisasi gula/glenmore bioetanol .
Kesimpulan dan Rekomendasi Riset
Kesimpulan
Target swasembada gula konsumsi pada 2027–2028 adalah realistis jika ada:
- Sinergi multitier (hulu–hilir)
- Pendanaan tepat sasaran (petani & pabrik)
- Modernisasi teknologi
- Kebijakan impor terkendali
- Rekomendasi Riset
- Evaluasi pilot project Titan: hitung dampak ekonomis dan produktivitas.
- Survei penerimaan petani terhadap varietas baru & alat mekanisasi.
- Analisis biaya-manfaat revitalisasi pabrik modern.
- Pemantauan progres bulanan realisasi lahan, produksi, impor, dan rendemen.
Penutup
Upaya swasembada gula adalah langkah strategis demi ketahanan pangan dan energi nasional. Dengan pengalaman sukses swasembada beras sebelumnya, kebijakan intensifikasi, ekstensifikasi, dan modernisasi industri gula harus dijalankan secara terintegrasi. Wapres Gibran optimistis target 2027 bisa tercapai—jika pemerintah pusat, daerah, petani, pabrik, dan lembaga pendukung bergerak cepat dan sinergis.
https://completegamexperience.com/